Takut Terjadi Penularan Siswa Dari Tiga Desa di Wanasari Brebes, Tidak Boleh Masuk Sekolah


BREBES. GoongNews.Com - Khawatir akan terjadi penularan kepada siswa lain. SMP Negeri 1 Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah tidak membolehkan siswa dari desa yang salah satu warganya positif corona untuk sekolah.

Siswa SMP Negeri 1 Wanasari yang belum boleh masuk sekolah hari ini adalah yang berasal dari Desa Pebatan, Siasem dan Wanasari. Kepala SMP Negeri 1 Wanasari, Murniasih menyebutkan, ada warga yang dinyatakan positif di Desa Pabatan dan Siasem.


"Khusus (siswa) dari Pebatan dan Siasem Wanasari, hari ini tidak boleh masuk sekolah sampai satu minggu ke depan. Ini dikarenakan kemarin ada warga Pebatan yang kena COVID-19 dan meninggal dunia. Sementara untuk Siasem menurut berita ada warganya yang dirawat karena corona. Jadi mereka sementara tidak boleh masuk sekolah," kata Murniasih, saat ditemui di kantornya.


Murniasih melanjutkan, meski tidak ada yang positif corona, siswa dari Desa Wanasari juga tidak boleh masuk sekolah karena dianggap rawan menularkan virus. Mengingat, letak desa Wanasari bersebalahan dengan Pebatan.


"Siswa dari Desa Wanasari tetap tidak boleh masuk dulu. Karena lokasinya berdekatan dengan Pebatan. Apalagi mereka akan melintasi desa Pebatan bila akan berangkat ke sekolah. Jadi menurut kami rawan menular ke siswa lain," ungkap Murniasih.


Siswa SMP Negeri 1 Wanasari asal Pebatan, Siasem dan Wanasari jumlahnya cukup banyak. Letak sekolah ini, sangat berdekatan dengan tiga desa tersebut, sehingga banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMP ini.


"Jumlahnya banyak sekali yang dari Pebatan, Siasem dan Wanasari. Mayoritas memang sekolah di sini. Jadi sekolah takut terjadi penularan," imbuhnya.


Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Brebes, Imam Budi Santoso. Merespon kekhawatiran pihak sekolah. Dia menyatakan, pihak sekolah sebenarnya tidak perlu khawatir terjadi penularan virus di kalangan siswa. Penularan virus ini bisa dicegah bila para siswa menerapkan protokol kesehatan.


"Selama pihak sekolah menerapkan protokol kesehatan tidak perlu khawatir terjadi penularan, meskipun di desanya itu ada yang positif. Jadi tidak perlu ada penolakan," tandas Imam Budi Santoso ditemui di kantornya.